Elok tapi elek!
Pepatah mengatakan "jangan nilai buku dari sampulnya" sama dengan seseorang yang aku bahas, dia elok, cantik, elegan, tapi sayang dia tak suka kebersihan, tak suka kerapihan.
Menatap wajahnya yang imut, dengan pipinya yang tembem, menambah kesan imut itu, tapi siapa sangka? tempatnya bersarang sangatlah kotor? Hmmm aku tak pernah menyangka hal itu, aku tertipu, terbuai dengan parasnya, siapa sih cowok yang tak tergoda dengan wajah dan postur tubuhnya, berisi dan menggoda, nilai 69 yang dia peroleh bila dalam penilaian wajah.
Dia sering memakai baju dengan brand mahal, karna dia mampu, tapi coba liat sarangnya.. dia menaruh baju-baju kotor itu di sembarang tempat, mungkin dia tak pernah berpikir, bila ada kecoa atau yang lebih parah tikus akan bersarang di situ.
Aku salut dia dapat merawat kulitnya, mulus dan bersih, berbeda terbalik dengan sarangnya, betapa susahnya dia dapat kesadaran untuk kerapihan dan kebersihan.
Berharap sarangnya terlihat luas tetapi tak pernah mau membersihkannya, bergantung pada orang lain, apa guna cantiknya bila sarangnya sendiri pun tak se elok wajahnya? Aku pernah melihat dia dengan komunitas PALA (pecinta alam) tapi mana? Sampah sisa makan, minum masih berserakan, buat apa dia ikut komunitas itu? Bila kepribadiannya tak se elok wajahnya.
Keluar tiap malam tanpa izin, menyisakan sampah berserakan, miris sekali, dia bahkan sempat mempercantik diri, tapi kenapa tak sempat mempercantik sarangnya?.
Bosan? Sudah pasti bosan, tiap hari bertemu dengan sampah dan sampah, mana kesadarannya? Kenapa susah membangun kesadaran tentang kebersihan?.
Seorang muslim yang tak bisa mentaati hadist "kebersihan adalah sebagian dari iman" aku tak bisa menilai imannya, tapi dalam hal kebersihan, aku kira nilai imannya tak sebanyak alat kosmetik dan baju yang sering di kenakan..
Menatap wajahnya yang imut, dengan pipinya yang tembem, menambah kesan imut itu, tapi siapa sangka? tempatnya bersarang sangatlah kotor? Hmmm aku tak pernah menyangka hal itu, aku tertipu, terbuai dengan parasnya, siapa sih cowok yang tak tergoda dengan wajah dan postur tubuhnya, berisi dan menggoda, nilai 69 yang dia peroleh bila dalam penilaian wajah.
Dia sering memakai baju dengan brand mahal, karna dia mampu, tapi coba liat sarangnya.. dia menaruh baju-baju kotor itu di sembarang tempat, mungkin dia tak pernah berpikir, bila ada kecoa atau yang lebih parah tikus akan bersarang di situ.
Aku salut dia dapat merawat kulitnya, mulus dan bersih, berbeda terbalik dengan sarangnya, betapa susahnya dia dapat kesadaran untuk kerapihan dan kebersihan.
Berharap sarangnya terlihat luas tetapi tak pernah mau membersihkannya, bergantung pada orang lain, apa guna cantiknya bila sarangnya sendiri pun tak se elok wajahnya? Aku pernah melihat dia dengan komunitas PALA (pecinta alam) tapi mana? Sampah sisa makan, minum masih berserakan, buat apa dia ikut komunitas itu? Bila kepribadiannya tak se elok wajahnya.
Keluar tiap malam tanpa izin, menyisakan sampah berserakan, miris sekali, dia bahkan sempat mempercantik diri, tapi kenapa tak sempat mempercantik sarangnya?.
Bosan? Sudah pasti bosan, tiap hari bertemu dengan sampah dan sampah, mana kesadarannya? Kenapa susah membangun kesadaran tentang kebersihan?.
Seorang muslim yang tak bisa mentaati hadist "kebersihan adalah sebagian dari iman" aku tak bisa menilai imannya, tapi dalam hal kebersihan, aku kira nilai imannya tak sebanyak alat kosmetik dan baju yang sering di kenakan..
No comments:
Post a Comment