SURATKU YANG TAK AKAN PERNAH SAMPAI PADAMU, WAHAI PANGERANKU.
Wahai pangeranku.. wahai canduku,
tak habiskah bulu matamu karena kurindukan setiap saat? Apa kamu masih percaya
akan hal itu? Aku tak percaya akan hal itu, nyatanya bulu mata lentikmu masih
menggodaku untuk menatap lebih lama mata indahmu, masih menggodaku untuk
menjelajahi setiap inci wajahmu, mencetak dalam bentuk kenangan di otak, seolah
saat mata terpejam potret wajahmu menghilang, aku rasa itu tak mungkin, karna
kaulah canduku. Dan tak mungkin bisa ku melupakannya, apa kamu sadar kalau aku
slalu memperhatikan apapun yang kamu punya, senyum manismu, dan lagi-lagi kumis
tipismu yang membuatku terdiam tak berkedip melihatnya, kenapa secandu itu?
Kenapa? Dan apa kau sadar kita dalam satu aroma yang sama? Apa kau menyadari
hal itu? Tanpa ku harus mendekatimu lebih dekat, ku sudah merasakan kehadiranmu
di sebelahku, bersanding denganku. aku suka hal kecil darimu, cara tertawamu,
caramu bercanda, caramu mencari topik, bahkan ketika kau terdiam aku pun bisa
suka, aku suka segalanya tentangmu, kau benar-benar memabukkan! Dan aku pun
candu terhadapmu, Pangeranku!
Bangkalan, 01 Oktober
2018
Intan Ayu Nuri A. (Batu Apung)
No comments:
Post a Comment