AKU? JADI TEAM SUKSES? HAHAHAHA!
“Keluarga” mendominasi pemilihan?
“Keluarga” mendominasi pemilihan?
Pemilu Presma Penting Gak Sih?
Pemilu Presma Penting Gak Sih?
AYO MEMILIH! JANGAN GOLPUT YA!
Kisah Penggembala Mencari Harta Karun Bermodalkan Mimpi
Merah, bening, sama-sama menetes
"Sok depresi, caper, cupu, gak guna, tukang iri, goblok,gila" ya itulah aku, bukankah itu hal yang sangat menjijikkan? Ditambah dengan canduku yang terlihat sangat sederhana tetapi gila.
Aku suka tetesan, cairan bewarna merah, kental dan berbau khas, butuh pengorbanan untuk mendapatkan kepuasan atas canduku itu, mungkin aku bisa melakukannya sepanjang hari bila masih terdapat tempat untukku melakukannya.
Aku juga suka tetesan cairan bening yang sering mengalir di sertai suara tawa tanda kepuasan atas canduku, bahagianya aku bisa melakukan kedua hal itu bersama.
Akan tetapi kedua canduku mempunyai konsekuensi yang tinggi, bukankah suatu kenikmatan tidak bisa didapat secara langsung? Ku harus mebahan rasa sakit, rasa tertekan, rasa marah, rasa sedih yang membuatku bisa lepas kendali dan melakukan hal yang berlebihan, aku tau tuhan tidak suka sesuatu yang berlebihan.
Ya mungkin cuma itu yang busa aku ceritakan atas canduku, memabukkan bagaikan cocktail dan menenangkan layaknya obat penenang. Satu hal yang harus aku ingat, "jangan mati karna candumu"
Gadis Dalam Pelukan
Apa kalian masih ingat dengan gadis yang pernah bertemu denganku? Kini aku melihatnya lagi, sedang menangis di tengah-tengah taman, tangannya berdarah dan bajunya penuh dengan noda darah, gadis itu berteriak, menjerit, "Aku tidak gila" terus menerus, semua orang memperhatikannya, dengan tatapan beragam, mulai dari iba, jijik, hingga marah. Aku masih melihatnya dari kejauhan, seakan waktu berjalan amat sangat lambat untukku bisa mencapai gadis itu.
Seseorang berlari mendekat ke arah gadis itu, apa yang akan dia lakukan? Pikirku, "Dasar gadis tidak berguna, tukang cari muka, sok menderita, sok depresi, mati sana sekalian" teriak orang itu, tepat di depan wajah gadis tersebut, aku terperangah, jantungku berdetak cepat karena emosi, tapi aku tak bisa menjangkau gadis itu, orang itu pun pergi dengan wajah marah dan jijik pada gadis itu. Gadis itu semakin berteriak dengan kencang, seolah suaranya tak ada yang mendengar "Aku tidak gila, maaf! Maaf! Aku tidak gila! Maafkan aku!" Tangannya semakin banyak mengeluarkan darah, ku mohon tuhan hentikan siksaan ini.
seseorang datang lagi ke gadis itu, apa yang akan dia lakukan? Apa sama seperti orang pertama? Detak jantungku semakin tidak karuan, aku takut, benar-benar takut, orang itu berada tepat di depan gadis itu, aku tak sanggup melihatanya, aku takut dia akan melukai gadis itu. "kamu tidak apa-apa?" Orang itu hanya bertanya kepada si gadis, dan gadis itu masih meneruskan tangisnya, masih meneruskan teriakannya, orang itu pun pergi. Shit! Persetan dengan semua orang, aku ingin cepat-cepat sampai pada gadis itu, aku berlari, terus berlari hingga aku sampai ke hadapan gadis itu, memeluknya dan merangkulnya. "Aku tau kamu tidak gila, aku tau itu, sudah jangan menangis, kakak ada disini" dia membalas pelukanku, membuat bajuku bernoda darah, aku tak peduli, untuk saat ini yang aku pedulikan adalah gadis itu tenang dan segera mengobati luka di tangan.
Semua sudah selesai, gadis itu kembali menunjukkan tawanya, seakan semua tak pernah terjadi, aku tersenyum melihatnya, dan terkadang hendak menangis saat melihatnya mengernyit merasakan perih pada tangannya, untuk saat ini aku tak mau bertanya, biarkan waktu yang akan membuat gadis itu bercerita
Benci
Aku mulai benci bercerita, mulai benci menceritakan sesuatu, seolah ceritaku hanya bualan seorang bocah, seakan aku bercerita hanya mencari simpati, perhatian dan ajang untuk panjat sosial.
Aku mulai membenci diriku, yang tak pernah berhenti untuk bercerita, seakan tak bisa hidup bila tak menceritakan sesuatu kepada seseorang.
Aku mulai sadar, mereka bukanlah pendengar yang baik, di balik kebaikannya muncul rasa muak, rasa jijik, rasa emosi saat aku bercerita, maafkan aku bercerita berulang ulang dengan cerita yang sama, maaf membuatmu muak mendengarnya.
Dan tak ada salahnya aku membenci diriku sendiri..
Zona nyaman, 26 November 2018
DARAH MENETES TANDA DEPRESI ATAU PANSOS?
Yang Fana
Fana bewarna jingga bercampur dengan pekatnya awan kelabu
Disini aku duduk bersama mereka yang terkasih di teras rumah
Menunggu saat saat datangnya adzan magrib
Hamparan langit jingga itu masih setia menemani
Berteman dengan hujan yang turun membasahi tanah
Pekatnya awan kelabu mulai menguasai
Jingga itu mulai memudar
Kegelapan pun mulai datang
Cahaya dari lampu minyak tak cukup untuk menerangi
Adzan pun tak kunjung terdengar
Sunyi, tenang dan gelap
Adikku mulai berteriak gaduh di kegelapan
Kedua belahan jiwa itu mulai bangkit dari tempat duduk menuju kedalam rumah
Kakakku masih berkutat pada alat komunikasi yang digenggamnya
Merasa sendiri di dalam kegelapan
Adzan pun sayup sayup terdengar dari mushollah sebelah
Aku mendongak ke atas
Fana jingga itu benar benar sudah hilang di telan pekatnya awan kelabu
Hujan telah reda akan tetapi awan kelabu itu masih setia menemani kegelapan
Aku masuk kedalam rumah
Bersama kegelapan dan sedikit cahaya dari lampu minyak
Sudah saatnya aku kembali padanya
Bersama mereka yang terkasih di tempat suci.
ANDAI KAMU SEORANG LGBT..
Maka dari itu bagaimana bila kita menguak, apa itu LGBT secara lebih terbuka dalam sudut pandang LGBT dan PRO LGBT?. Setiap orang punya pendapat sendiri tentang LGBT, jadi kita akan liat dari sisi kaum LGBT terlebih dahulu, bukan maksud saya untuk pro pada LGBT, saya hanyalah kaum netral yang tinggal dan hidup di antara mereka, mungkin beberapa kalian akan berpikir bila saya menulis ini, saya termasuk dalam golongan mereka, itu hak anda dalam menilai saya, tapi akan saya beri tahu, saya hanyalah kaum netral tanpa pro dan kontra terhadap kaum ini.
Saya akui, dulu saya pernah menjadi kaum pro dan kaum kontra dalam menangani kaum LGBT, tapi saya sadar, menjadi kaum pro ataupun kaum kontra dalam kasus ini tak membuahkan hasil yang berkenan di hati, maka dari itu saya memilih menjadi kaum netral di antara mereka. Saat saya menjadi kaum pro dalam hal ini, saya sadar tak selamanya LGBT itu ingin menjadi seperti itu, di bilang penyakit pun tidak elit dalam hal ini, meskipun LGBT dapat menyebar layaknya sebuah penyakit, para kaum LGBT sering kali bingung pada dirinya sendiri, bagaimana dia bisa bernafsu hanya dengan melihat sesuatu dari sesama jenisnya, menurut beberapa penelitian LGBT digolongkan dalam “masalah kejiwaan” bukan gangguan kejiwaan. Dalam hal ini sering kali orang-orang menganggap LGBT adalah orang gila yang suka terhadap sesama jenisnya, bila kamu di posisi mereka, itu akan sangat menyakitkan, siapa yang mau di anggap gila? dan disini peran kaum pro ada, yaitu membuat kaum LGBT dipandang dalam sudut yang sedikit positif, mengapa saya bilang “sedikit” karena memang sisi positif dalam LGBT tidaklah banyak. Salah satu peran kaum pro LGBT adalah menampung semua masalah pada kaum LGBT dan menanganinya, dan juga menerapi bagaimana agar mereka menjadi normal kembali, meskipun membuat kaum LGBT menjadi normal itu susah. Kaum pro LGBT lebih memikirkan hak kemanusiaan, LGBT juga manusia dan mempunyai hak tersendiri dalam seksual. Beberapa kaum LGBT ingin menjadi normal tetapi itu hal yang sulit dilakukan, meskipun sudah beberapa kali terapi, menghilangkan rasa nafsu yang ada itu bukanlah hal yang mudah. LGBT juga seringkali tidak diterima oleh masyarakat yang kebanyakan adalah kaum kontra, mereka juga punya hati, beri mereka solusi, jangan hanya cemohan, makian, dan hal-hal yang menyakitkan di telinga dan di hati.
Banyak alasan mengapa seseorang menjadi LGBT, termasuk faktor keluarga, dalam faktor ini biasanya LGBT dijadikan sebagai pelarian dari apa yang ada di keluarganya, misalnya seorang anak perempuan mendapatkan perlakuan kasar atau tindak kekerasan lainnya dari ayah, saudara laki-laki atau bahkan dari ibunya, mengakibatkan trauma yang nantinya anak perempuan tersebut bisa saja memiliki sifat atau sikap benci terhadap semua laki-laki, dan bisa saja mencari pelarian pengganti orang tua dari sesama jenisnya.
Faktor selanjutnya adalah faktor lingkungan dan pergaulan, faktor ini yang sering kali menjadikan seseorang menjadi kaum LGBT. Masuknya budaya-budaya yang berasal dari luar negeri juga dianggap menjadi penyebab seseorang untuk ikut menjadi bagian LGBT, budaya ini yang mengenalkan kepada mereka apa itu LGBT. Biasanya budaya ini yang mengenalkan apa itu hak kebebasan dalam seksual, maka dari itu populasi LGBT semakin hari semakin bertambah.
Jadi menurut kalian LGBT itu seperti apa? Bukankah mereka juga manusia? Apa kamu akan memilih menjadi Kaum netral, kaum pro, kaum kontra atau jangan-jangan kalian bagian dari kaum LGBT itu sendiri?
dewasa? what the fuck about that
Menjadi dewasa itu menyakitkan, aku tak mau! AAAAKU TAK MAU!
Menanggung beban lebih banyak, di terpa masalah lebih banyak, aku tak mau! Aku tak akan sanggup!
Menjadi orang lain, di tuntut ini itu, aku tak mau! Benar-benar tak mau!
Membunuh ego, membakar gengsi, menyembunyikan malu, aku tak mau!
Menjadi dewasa tak selamanya memberimu kebebasan, dewasa itu satu hal yang penuh akan sandiwara, lelah menjadi dewasa, tertekan menjadi dewasa, depresi menjadi dewasa,
Menjalani kerasnya hidup sebagai orang dewasa, aku tak mau, aku tak sanggup.
IJINKAN AKU UNTUK TAK PERNAH DEWASA
Lirik Lagu BAD LIAR | IMAGINE DRAGON
LIRIK LAGU IMAGINE DRAGON "BAD LIAR" Jadi sekarang itu aku lagi seneng banget sama lagu Bad Liar milik Imagine Dragon.. ...

-
Apa sih Soul Of Neko itu?? Jadi gini.. siapa yang nggak tau komik "Soul Of Neko" aka SoN?? Kalau nggak tau tandanya ...
-
SURATKU YANG TAK AKAN PERNAH SAMPAI PADAMU, WAHAI PANGERANKU. Untukmu sang pangeran yang tak pernah absen menghampiri m...