Ketenangan dalam emosi?

18 Oktober 2018

Aku sendirian, menurut kalian sendiri itu buruk atau bagus? Disaat seperti ini aku rasa sendiri cukup bagus, nyatanya aku bisa kemana-mana sendiri. Ku raih kamera dan handphone, ingin ku ajak mereka mengenal tempat tinggalku sekarang, jangan bertanya aku sudah sholat atau apa, alhamdulillah sudah, bermodal sepeda onthel milik irma, (masih mau bertanya siapa irma? Dia saudaraku kurang lebih hehe), aku ingin berkeliling, setidaknya menghilangkan rasa suntuk sendirian di kost, aku ke arah timur kampus! Kawasan yang tak ingin ku jamah sendirian, aku terlalu takut untuk ke kawasan itu sendiri meskipun ada sepeda dan handphone untuk ke amananku tapi aku rasa itu tak cukup, aku berbalik arah, menuju barat kampus, dan sampailah aku di sebuah tempat, yang sudah tidak asing lagi bagiku, "sawah" tempat aku mengenang masa kecilku, hal pertama yang ingin ku lakukan adalah mengabadikan momen ini, tapi takdir berkata lain, seperti tak ikhlas momen ini di bagikan ke orang lain, baterai kameraku habis duluan, (kok gak pake Hp? Kalian akan tau kenapa aku gak foto pake hpku 😂)
Di sawah aku tenang, duduk sendiri diatas gubuk di iringi lagu fiersa besari dan lagu-lagu yang ada di playlist, sesuai perkiraanku, beberapa orang menyapaku, menghormatiku sebagai seorang perempuan, anak muda yang ingin mengexplore tempat ini, atau mungkin karena style dan kamera yang aku bawa? Perasaanku ini sudah sangat sederhana, dan tak sedikit menatapku dengan pandangan heran, apa yang salah?
Apa perempuan tak boleh sendirian? Aku sedikit takut disini, ini bukan tempatku, seandainya aku dengan style pria mungkin aku sedikit merasa aman dari sekarang, was-was menjalar ke seluruh tubuh, mana ketenanganku? Hilang kemana kau? Kumohon kembalilah, aku membutuhkannya sekarang. Tapi aku tak mau pulang sekarang, matahari belum menyapaku, untuk mencairkan suasana aku membaca buku yang belum juga aku slesaikan, betapa lambatnya aku membaca, huhh! Dan aku menyesal membaca buku ini di situasi yang belum benar-benar cair! "Anak siapakah yang kini dalam kandungan tua Mir? Bagaimana bayi itu nanti kelak? Akan menyerupai siapa? Aku, Mir ataukah Hendrik? Pribumi, Totok ataukah Indo?"
Aku mulai paham situasi ini! Oh gila aku kira Mir hanya mencium Minke, demi apa! Rasanya aku sedikit terpukul, terlalu terlena dengan tokoh minke dalam roman ini, ingin ku berkata kasar!.
Hangat dari mentari mulai menyelimutiku, waktunya aku pulang, mungkin aku kurang pagi untuk menikmati tenangnya di alam, jalanan ramai, dominan pelajar, bukankah sekarang hari libur? Oh tidak ternyata, aku yang sedang libur hari ini hahaha, sedikit miris melihat jalanan di isi dengan anak yang tak lebih besar dariku mengendarai sepeda motor tanpa helm, helm itu hal dasar, seberapa susahnya menggunakan helm? Dari seragam aku tau itu seragam SMP, sekali lagi SMP! Betapa kecilnya mereka dan dengan mudahnya orang tua memberi hak sepeda motor kepadanya tanpa pengaman dasar yaitu helm, bahkan aku yang sebesar ini atau bisa di bilang umurku yang lebih tua dari mereka masih mau menurut ke orang tua kalau naik sepeda motor akan ada masanya, ntah itu kapan.
Di kost sendirian lagi, mungkin cuci baju sedikit menghilangkan rasa bosan, tapi malas menghinggap, betapa malasnya aku, penyakit yang susah aku hilangkan, dan ingin ku berteriak "lapar!", aku bisa menunda lapar tanpa makan nasi tetapi makan yang lain seperti cemilan selama 3 hari mungkin, tapi sekarang hanya ada air dan mie instan lagi, maaf mie instan yang menggoda, sudah hampir 4 hari aku makan kamu terus, aku masih sayang ususku kok..
Tanganku sakit untuk mengepal, rasa sakit itu ada tapi luka tak ada, aku benci hal itu dan aku berpikir, pohon lebih baik daripada samsak 😂
Aku memecahkan rekor yang aku buat sendiri, membaca dan memahami 200 halaman dalam satu jam, aku terikat janji dengan kiki, mau tak mau aku harus cepat memahami buku itu, mencatat hal yang penting dan hal yang tidak ku ketahui, hampir banyak yang tidak aku pahami, melewati batas dari jam yang di tentukan, aku tak menepati janjiku lagi dan lagi! Betapa mudahnya aku berjanji sedangkan menepatinya sangat susah! Benci pada diri sendiri! Bodoh!
Aku menemui kiki di asrama, aku yang telah gugur masuk asrama kembali ke asrama hahaha aku membayangkan bila aku diterima di asrama, jadi apa ya aku? 😂 kiki bilang dia mau pulang dan saranku adalah bilang langsung ke kakak-kakak antara mas raju apa mas adam dia milih mas adam, why?!
Aku terjebak, di suatu tempat yang bernama kontrakan, terlalu malas kembali dan terlalu bosan untuk tidak melakukan sesuatu sampai akirnya aku ke asrama mengambil sepedanya irma dan pulang dengan damai ke kost, welcome bantal, kasur, kipas dan seperangkat alat tulis menulisku, sekarang waktunya menyusun resensi anak semua bangsa, dan jejak langkah, semoga tak malas melanjutkan ke buku selanjutnya.
Dan aku baru sadar sekarang tanggal bagus, 18-10-18, ya nggak bagus-bagus banget sih.
Sampai sore aku hanya tiduran di kost, betapa malesnya aku, apa mungkin aku jelmaan kucing? Dengan panggilan "Neko-tan" panggilan yang diberikan seseorang padaku, ya padahal aku nggak semalas kucing sih hehehe..
Tak sadar aku tidur sampai sore, tanpa mandi aku chat di grup, "ngajak nyore" atau menikmati sore, beberapa yang respon aku, dan itu sudah lumayan cukup, aku datang ke sekret sesuai pesan mbak alvi, sampai disana aku baru sadar kalau mbak alvi ada niat rapat dengan yang lain, mungkin aku akan nyore dengan widya sendiri pikirku, ternyata ada mbak vain yang mau menemani, dan mengajak aku bersama widya ke warung siwil sekitar pelabuhan, rame, mungkin karena murah dan enak, bisa jadi rekomendasi dalam jelajah rasa ala intan, ingin rasanya bisa jelajah rasa, jadi ingat sama teman-teman waktu smk, betapa irinya aku saat itu melihat mereka bahagia bisa menikmati weekend dan jelajah rasa semau mereka, aku kapan? Mungkin belom saatnya.
Aku kembali ke kost saat magrib, apa yang akan aku lakukan ketika aku sendiri? Setidaknya moodku hari ini sangat baik, ya sangat baik, karena bingung mau ngapain, membaca pun malas, padahal membaca saat sepi bukannya lebih asik? Aku sih tidak, aku merasa kesepian.
Ku ambil tas ranselku kembali dan ya seperti biasa saat aku suntuk, aku "ngukur dalan" (ada di kamus KBBI -Kamus Besar Buatan Intan-) sampai aku berhenti di sebuah kostan, aku ingat salah satu temanku menetap di situ, aku akan memanggil namanya, bahkan belum sempat kata awal terucap dia sudah ada di belakangku, oh god! Dia teman atau setan, setidaknya aku punya teman berjalan, saat aku berjalan, aku melihat sesuatu yang menggoda iman ya "teh poci" cukup murah dan mengenyangkan, bukan aku yang membayar tapi temanku hehehe, melanjutkan perjalanan aku bertemu mereka yang berpakaian kostum setan, apa ini masih malam helloween? Bukannya udah lewat? Ini acara apa atau kegiatan apa? Peduli apa aku sama mereka, mereka tak melihatku, menganggap aku tak ada padahal dengan jelas aku memperhatikan gerak gerik mereka yang sedang mengenakan kostum seperti itu.
Aku kembali ke kost, dia masih bersamaku, curhat ceria bisa dibilang, cerita sana sini, dia pecandu rokok, tanpa rokok seperti ada yang kurang katanya, rokok sudah di tangan, korek api pun tak ada, aku tak punya korek api, akhirnya dia beli, dan ya akhir yang sesungguhnya adalah korek apinya menjadi milikku.
Satu lagi kejadian yang membuatku sedikit bahagia, aku bertemu dengan safir, ya benar-benar safir, rambutnya mulai tumbuh dan memanjang tak lagi jadi avatar, aku basa-basi dengannya, dia bersama seseorang, tak akan bisa lama berbincang denganku, aku pun merelakannya pergi berasa temannya, aku baru sadar, anak dari penjual nasi goreng sebelah kostku sangat manis, jangan harap jadi pedofil!
Aku masih disini, sendirian, di kostan, bersama mereka benda yang tak bisa mengungkapkan apa-apa, Aku memilih untuk tidur, bentar-bentar kayaknya aku lupa satu hal, yap! Makan! Aku di beliin nasi goreng sama temenku, karena aku tau besok gak mau makan mie, aku masak nasi dan tadaaaa nasi gorengnya aku makan pake nasi, karbo ketemu karbo, buncit nih perut 😂 setidaknya buat makan besok ada.. ya kan? 😂

Satu langkah lebih mengenal gadis itu

Aku bertemu dengan gadis kecil itu lagi, dia nampak lelah, matanya sembab tanda habis menangis. Gadis itu berlari ke aku, betapa senangnya dia bertemu aku, seperti seorang bocah yang di beri mainan oleh orang tua nya.
"Kau habis menangis?"
"Tidak, siapa yang nangis? Hahaha" dia tertawa dan menjawab pertanyaanku dengan sebuah pertanyaan, "apa akan ada sebuah cerita panjang?"
"Hehehe" dia tertawa, sekali lagi tertawa! Dengan mata yang mulai berair kembali. Gadis itu duduk tepat di depanku, tak berani menatap mataku dan mulai bercerita, gadis itu bilang, dia telah bertemu seseorang, yang di anggap sebagai saudara tapi gadis itu masih berpikir, pantaskah dia di anggap saudara. "Apa yang membuatnya tak pantas?"
"Aku tak tau bagaimana rasanya punya kakak, punya saudara, bahkan kakak tak ku anggap sebagai saudara" dia berbicara seperti itu dengan menatap wajahku, se akan menunggu aku memberi respon,
"Kalau bukan sebagai saudara, sebagai apa?"
"Seseorang yang di takdirkan Tuhan untuk bertemu denganku, dan sisanya antara Tuhan dan kakak"
Dia melanjutkan kembali ceritanya, ada banyak yang ku ketahui dari ceritanya, gadis ini bertemu di saat tidak tepat, dan beberapa omongan dari seseorang itu tak bisa di terima oleh gadis ini. "Apa salahnya mengalah? Apa salahnya mendengarkan? Apa salahnya diam dan mengikuti omongannya?"
Dia terdiam, menangis, ekpresi wajahnya menunjukan ketidak terimaan dan marah "ternyata kakak sama seperti dia, sama seperti mereka!". Oh tuhan! Aku salah dalam berbicara, betapa bodohnya aku, lupa kalau gadis ini sangat sensitif dan rapuh, betapa bodohnya aku tuhan! Aku membuatnya semakin down dan menangis! Manusia macam apa aku!.
"Maaf, aku tak bermaksud seperti itu, sekali lagi maaf" mintaku mengiba, dia menatap mataku, mataku yang sedang perih menahan air mata. Dia tertawa, lagi dan lagi, aku pun tersenyum, "betapa labilnya emosinya" batinku.
Dia melanjutkan ceritanya lagi, "aku loh dendam" bilangnya dengan riang, seriang itu padahal sedang mendendam, "dengan siapa?" Tanyaku heran,
"bukan dengan siapa tapi apa, kakak sih salah tanya mulu, hahaha"
"Oke.. jadi kamu dendam ke apa?"
"Tempat dimana aku bertemu dengannya, suatu saat, di saat aku kembali ketempat itu, aku akan mengingatnya, dan mungkin akan menangis, aku benci menangis, capek bikin ngantuk"
Aku pun membalas dengan senyuman, susah sekali menebak pola pikir kekanak-kanakan dari gadis ini.
"Kak ini pesan terakhir, ada saatnya nanti kakak bakal tau, pokoknya jangan tinggal aku sendiri, aku mohon, aku mulai percaya kakak, maaf belom bisa membuat kakak percaya kepadaku, terima kasih" dia tersenyum dan pergi meninggalkanku sendiri dengan pertanyaan yang belum aku ketahui jawabannya "apa yang disembunyikan gadis ini?" Pikirku.

Ini hanya tulisan

Jadi cewek itu susah, akan ada masanya seorang cewek berpikir "lebih baik dilahirkan menjadi cowok"

Ini hanya tulisan

"Masalahmu nggak akan rumit bila kamu bertemu dengan orang yang tepat"

Rokok vs Self injury

Rokok? di samain sama Self Injury? Hahahaha yang perokok pasti banyak yang gak mau di samain, sama orang yang sering self injury, begitu pula sebaliknya.. kenapa? Kenapa seperti itu?
Rata - Rata, dari apa yang aku lihat, perokok menganggap kegiatan self injury sebagai kegiatan yang tak berfaedah, sama halnya orang yang sering melakukan self injury mengira rokok tak bisa menyelesaikan masalah, malah menyakiti diri sendiri dalam jangka panjang.. bukannya sama aja? Kadang aku heran sama orang yang sering berdebat dalam hal ini.. para perokok yang mempertahankan argumen tentang "rokok pelarian yang lebih baik dari pada sayat - sayat gak jelas di tubuh". Dan orang yang self injury dengan argumennya "rokok itu membunuhmu".
Dalam situasi ini, perlu beberapa sumber dan info lebih lanjut, bagus kalau aku ketemu dengan orang yang perokok dan self injury.
Beberapa orang mengira self injury hanya sayat - sayat tetapi, lebih luasnya self injury adalah kegiatan menyakiti diri sebagai pelampiasan emosi, seperti memukul tembok, atau menjambak rambut.

"JADI APA PENDAPATMU TENTANG PEROKOK DAN ORANG YANG SERING MELAKUKAN SELF INJURY?"

Kamus Besar Buatan Intan

"Batu Apung"

n. Nama pena atau Water mark dari suatu karya yang dibuat oleh Intan

Kamus Besar Buatan Intan

"Harus Ya Di jawab?"

n. Kalimat yang sering di ucapkan, bila ada yang bertanya sedangkan tidak tau jawabannya atau malas menjawab

Kamus Besar Buatan Intan

"Ngukur Dalan"

n. Suatu kegiatan jalan-jalan yang sering di lakukan saat gabut

Siapa gadis kecil itu?

BAB 1

  Aku akan menceritakan tentang seorang gadis dan kehidupannya. dia gadis yang terkenal aneh, tak jarang banyak yang menganggapnya berbeda dan menganggap dia gila, aku bingung, anggapan "gila" berasal dari mana? Apa yang telah gadis itu lakukan? Mungkin aku harus menceritakan tentangnya sewaktu dia kecil karna aku menganggapnya gadis yang unik.
Dia tinggal di pedesaan, pelosok dan terpencil, jauh dari kota, kehidupan masa kecilnya boleh dibilang bahagia, tapi itu tak sepenuhnya benar kata dia, maka dari itu aku akan menceritakannya biar kalian tau seperti apa gadis itu.
Dia lahir dari keluarga yang sederhana, terdiri dari ayah, ibu dan seorang kakak, dia tak punya teman perempuan, barang satu pun perempuan di kelasnya, tak  bisa dia namakan teman. Dia kesepian, aku rasa, sampai dia bertemu dengan teman khayalannya, seorang pria yang seumuran dengannya, kalem dan mendengarkan semua keluh kesah gadis itu, semakin bertambahnya umur, teman khayalan gadis itu perlahan hilang, di gantikan dengan tetangga pria yang mau berteman dengannya, masih tak punya teman perempuan karena kata si gadis, anak perempuan di kelas takut sama ibunya "ibumu loh baik padahal" ucapku padanuk membenci ibunya, didikan yang tegas dan kasar sering is itu tidak akan percaya, ternyata aku salah, dia benar-benar mempercayainya, bahkan menangis mendengar omongan tersebut, "hahaha gadis yang sangat polos".
Aku suka melihat wajah polosnya, matanya yang lebar dan tawanya yang ringan tanpa di paksakan seakan hidupnya tanpa beban.
Sering kali juga dia bercerita tentang perjalanan pulangnya saat berangkat dan pulang sekolah, aku mendengarkannya dan sesekali menanggapinya dengan senyuman, "tak bosan ya kau bercerita tentang kamu pulang sendirian dan sering berbicara sendiri dengan teman khayalanmu?" Tanyaku.. dia menjawab dengan tawanya yang ringan, benar-benar tanpa beban.
Ada satu cerita yang membuatku ingin tertawa, tapi dia merengek meminta janji kelingkingku untuk tak pernah menertawakan hal ini, aku pun menyetujuinya, gadis itu bilang kalau dia pernah pergi dari rumah dan ke rumah neneknya, bersembunyi di bawah meja sehari semalam, tanpa ketahuan. "Apa yang lucu dari hal ini?" Pikirku, dia pun meneruskan ceritanya, karna bersembunyi selama itu, dia tidak pergi kemana-mana, sampai hasrat ingin buang air kecil pun datang, dia masih kukuh untuk sembunyi, hingga akhirnya memilih kencing di celana. Aku ingin tertawa mendengar hal ini, tapi aku sudah berjanji untuk tidak menertawakannya, janji yang lumayan merepotkan.
Dia ingin sekali di perhatian menurutku, dari cerita-cerita tentang imajinasinya, dia bertemu banyak orang, menjadi pembawa acara, dan monolog sendiri.
Gadis itu masih asik menceritakan kehidupannya waktu smp, yang sekarang ini aku ceritakan, masa smp nya tergolong indah di awal, dia menemukan teman perempuan, ya meskipun tak semua menganggap dia ada, gadis itu terlalu fokus untuk mencari teman dan pembuktian agar di anggap ada, "gila! Segitunya kau mau punya teman?".
Dia juga bercerita, pernah mengagumi guru ekstrakulikuler volly, memanggilnya sebagai Papa, "kenapa kok papa?" Dia hanya menjawab dengan senyuman, aku pun tak bertanya lebih. Aku baru ingat dia punya kakak perempuan yang beberapa tahun lebih tua dari padanya, "bukannya waktu smp kalian satu sekolah?"
"Benar" jawabnya dengan tatapan sedih,
"Ceritakan saja"
Dia mulai bercerita lagi, sewaktu smp kakaknya tak berharap gadis itu di kenal teman-temannya, bahkan ketika ketemu tak saling sapa, tak saling mengakui bahwa mereka bersaudara, sampai kelas 3 smp, gadis itu dan kakaknya mulai akur, meskipun si kakak sudah tak lagi bersekolah di situ, gadis itu bilang, akan menjadi beban bila banyak yang tau dia adik dari kakaknya, aku mengerti situasi ini, kakaknya lebih populer.
Ekspresi gadis itu berubah lagi menjadi ceria, sepertinya akan ada cerita yang bahagia, dugaanku benar ternyata, dia menceritakan tentang teman sekelasnya waktu kelas 8, pertama kalinya sejajar dengan anak-anak yang mayoritas mempengaruhi bagi sekolah, seperti halnya anak guru, dia memperkenalkan aku dengan satu nama "tak kusebutkan" dia anak dari guru, baik dan loyal kata gadis itu, meskipun beberapa orang ada yang tak suka dengan dia karena sedikit sombong, gadis itu juga menceritakan tentang dua anak yang membantunya belajar, membantunya memahami pelajaran, tiba-tiba gadis itu berseru "lohh aku masih menyimpan kenangan dari mereka". Gadis itu merogoh sesuatu di dalam tas hitamnya, ternyata dompet, dan dia menunjukkan sesuatu padaku, sebuah kertas yang sudah lecek, "ini loh dari mereka" katanya bahagia dengan mata yang berbinar.
Di kenaikan kelas dia bercerita kalau harus pindah kelas, bertemu dengan teman-temannya sewaktu kelas satu, meskipun banyak yang individualisme, gadis itu masih mendapatkan teman, "bersyukur kau punya teman kan" Dia membalas dengan anggukan kecil seakan masih tak terima dengan pernyataanku. "Ada hal menyakitkan yang ingin ku ceritakan, rasa sakitnya masih membekas" matanya mulai menitikan air mata, "tak perlu bersedih, bukannya semua sudah berlalu?" Dia pun tertawa dengan kerasnya, matanya masih mengalir air mata, "sok kuat ya ternyata" batinku.. aku tersenyum melihat kelakuan gadis kecil di depanku yang mencoba untuk menutupi tangisnya dengan tawanya.
Gadis itu masih tertawa dan bercerita, tentang keluarganya yang sempat akan broken home, tawanya makin keras saat dia mengatakan dari mana gadis itu dapatkan info tersebut, aku merasa mataku perih, terbakar, tetapi aku tak boleh menangis di hadapannya, betapa sok kuatnya anak ini, bukankah menangis terkadang melegakan masalah?. Gadis itu masih menangis dan tertawa, menceritakan semuanya dengan tawa seakan itu bukan jadi masalah, dia bilang, dia adalah pelarian dari semua amarah ibunya, ibunya tak pernah cerita apapun, hanya menjawab dengan nada gusar ketika gadis itu bertanya tentang ayahnya.
Tiba-tiba tawanya berhenti tapi dia masih menangis, "apa yang salah?" Aku bertanya pada diriku sendiri. Apa ada cerita lain? Atau cerita telah selesai sampai disini? Dia menatapku lama, seperti bertanya apa dia harus bercerita lagi atau sudahi, aku membalasnya dengan senyuman tulus dari hati, aku tau dia masih ingin cerita, "tenangkan dirimu dahulu" dia pun tersenyum.
Dia menarik nafas panjang, sepertinya dia akan nenceritakan masa sma nya, bukankah setelah smp adalah masa sma? gadis itu bercerita kembali tentang bagaimana dia mempertahankan pendapatnya dan argumennya kalau sekolah SMK tak buruk juga, dia berdebat dengan ibunya, hingga akhirnya gadis itu memilih pergi dari rumah, tak pernah pulang dan menetap di rumah neneknya, kala sang ibu mencari, anak itu bersembunyi, sama seperti di saat dia masih kecil, "kenapa kau tak turuti ibumu?"
"Kakak bukannya sudah besar? Sudah bisa berpikir kan? Apa ceritaku di masa lalu kurang? Agar kakak mengerti kepribadianku?"
Jawabannya menusuk dan menyayat hati, aku tak peka, dan aku baru sadar ternyata cerita tentang hidupnya adalah cerminan dan pembangun sifatnya sekarang, betapa bodohnya aku,
"Kau takut mereka tak menerimamu?" Tanyaku dengan pelan dan tergagap, dia hanya membalas dengan senyuman, senyum itu! Semakin menyayat hati, apa aku salah bertanya? Bodoh aku! Bodohnya aku!
Dia kembali melanjutkan ceritanya, dia bilang kalau yang mengantarkan dirinya daftar adalah orang lain, bukan dari keluarganya, dia sendirian, mendaftar sendiri dan tes sendiri, lingkungannya berbeda dengan smp, berbeda sekali katanya.
"Bagaimana kehidupanmu waktu smk?"
"Kacau hehehe" jawabnya dengan tertawa, kenapa tawa itu lagi? Kenapa?
"Kok bisa?"
"Harus ya dijawab?" Tawanya makin kencang dan aku balas dengan senyuman, Aku mulai mengerti, mengapa dia seperti itu.
"Aku sering hilang kendali, dan aku benci hal itu, kakak tau? Aku sangat-sangat benci diriku di masa lalu, dan masa sekarang"
"Ceritakan lagi masa lalumu kalau berkenan"
Dia kembali memulai cerita untuk yang kesekian kalinya, dia menceritakan disaat dia kelas 2 smk, kenapa tak dari kelas 1? Apa yang disembunyikan dia? Apa yang dia lakukan waktu kelas 1? 
Dia bilang waktu kelas 2 ada anak baru, gadis itu pun sepertinya mau menjalin pertemanan dengan anak baru itu, ternyata pergaulan dari anak baru itu sangat-sangat dalam dan gelap, aku bahkan sudah mengira kalau gadis kecil ini akan masuk dalam pergaulan itu. Mata gadis memerah, menahan air mata lagi, ya kesekian kali dia mau terlihat sok tegar dihadapanku, apa tidak lelah dalam ber pura-pura? "Aku pernah bolos sekolah kak" dia menatapku dengan mata merahnya, "sampai masuk ke ruang kepala sekolah, aku sempat menyesal, tapi memang sudah salahku, kenapa harus mengelak? Ya kan kak?" Aku tersenyum, bingung mau menjawab apa.
"Ini sebagai penutup ceritaku kak, aku iri kak, benar - benar iri sama mereka yang senasib, bahkan lebih buruk dari aku, tetapi dapat kenalan bagus, hidupku gak buruk kok, cuma saat itu aku salah kenal. Terima kasih" ucapnya terakhir kali sebelum meninggalkanku, dan sebuah senyum kecil dia berikan kepadaku sebagai tanda perpisahan.

Ketika candu telah merusak raga

Dulu aku mendewakan hal itu, hal yang membuatku candu, canduku seakan aku pupuk semakin banyak, semakin hari semakin candu, hingga aku lupa pada batasan, bukankah tuhan tak suka hal yang berlebihan? Tuhan telah menegurku, merusak perlahan ragaku karna canduku, masih mau kah aku untuk mencandui hal itu? Atau berhenti? Berhenti sementara atau selamanya? Yang jadi persoalan, mampukah aku mehilangkan rasa candu itu? Aku pikir itu tak mungkin, aku terlalu keras kepala, bahkan terhadap tuhan, padahal tuhan menegurku secara perlahan, aku menolak dengan sekali tolakan, ayo lah.. mendekat padanya, menaatiNYA agar tak mencandu hal itu lagi, sudahi canduku, sudahi hal itu, itu tak baik.. tuhan tau mana yang baik untukku, tuhan tlah menegurku, maka itu hal yang tak baik untukku, harusnya aku sadar, aku punya akal, apa akalku telah dibutakan oleh canduku?

Aku, kamu, dan kenangan


Kita di pertemukan tanpa sengaja oleh tuhan
Berharap menjalin suatu ikatan
Aku memberimu sesuatu
Ya.. sesuatu
Yang akan mengikat kita dalam suatu kenangan
Ikatan yang akan mempertemukan kita meskipun kita berpisah
Suatu saat nanti pun akan bertemu
Dengan kenangan lain
Dengan sesuatu yang lain sebagai ikatan
Kita terhubung oleh kenangan itu
Kenangan yang terukir di benak
Sesekali lah kita mengingat kenangan itu
Menjadikannya suatu pembelajaran
Bahwasannya yang jauh disana masih terikat oleh kenangan

Lirik Lagu BAD LIAR | IMAGINE DRAGON

LIRIK LAGU IMAGINE DRAGON "BAD LIAR" Jadi sekarang itu aku lagi seneng banget sama lagu Bad Liar milik Imagine Dragon.. ...