"AI" FOR LOVE
Angin berhembus membelai lembut hijabku, aku suka
suasana ini tenang dan damai membuatku sedikit lupa tentang masalahku kemarin,
masalah besar yang menggegerkan semua keluarga tentang pilihanku mengambil
kuliah jurusan PG-PAUD dan menetap di indonesia, semua keluargaku mengira aku
salah ucap tapi itu memang benar-benar pilihanku, aku tak peduli mereka mau
menerimanya atau tidak, setidaknya aku aku sudah bilang apa yang aku mau,
tinggal mereka menyetujuinya atau tidak, apa sih yang salah dengan jurusan
itu?, apasih salahnya aku tinggal lebih lama di Indonesia? Aku tau gaji seorang
guru TK atau Paud tak lebih dari 500Ribu itu bukan masalah buatku, dan ya..
bukannya toleransi di Indonesia lebih besar dari pada tempat asalku?. Sebenarnya
aku ini, hanya ingin menepati janjiku kepada temanku, temanku yang sudah
bahagia di alam sana. Aku disini membantunya untuk meraih mimpinya, berbahagia
dengan anak-anak, bertepuk riang dan lainnya yang sangat-sangat ingin dia
lakukan, tapi sayang tuhan menjemputnya tanpa harus menunggu dia memwujudkan
mimpinya
Air mataku mengalir mengingat hal itu, teman baikku
yang sangat mengerti aku, yang sudah aku anggap saudaraku sendiri pergi
meninggalkanku dengan sejuta kenangan terindah. “Ai!” seseorang memanggil
namaku, aku pun melihat siapa yang memanggil aku, ternyata Anwar. Salah satu
temanku dari Indonesia, dia orangnya sangat asik dan pandai berbahasa inggris,
jadi setiap kali aku berbicara dengan orang Indonesia, dia dengan senang hati
menerjemahkannya untukku, aku sudah lama kenal dengannya sejak pertama kali aku
pindah dari jepang ke Indonesia.
Oh iya, aku belum memperkenalkan diriku, dulu namaku
“Nozomi Ai” tapi setelah aku menjadi mualaf dan pindah ke Indonesia namaku
menjadi “Aisyah” atau biasa dipanggil “Ai”. Aku punya banyak teman salah
satunya “Agnes”, dia baik,ramah, penyayang, dan dia sangat suka anak-anak
sehingga dia pengen sekali memilih jurusan PG-PAUD saat kuliah nanti, tapi
takdir berkata lain, tuhan lebih merindukannya dan mengajaknya pulang ke alam
sana. Terus ada “Aldi”, dia sama sepertiku seorang mualaf dan pindahan dari
jepang, nama aslinya “Okumura Al” dia teman pertamaku dari aku kecil hingga
sekarang, bahkan dia yang memperkenalkan aku dengan agamaku sekarang.
Siapa sangka Anwar akan menemukanku ditempat ini,
tempat yang sudah sangat jarang aku kunjungi, aku ke taman belakang sekolah
ketika sedang kacau saja, ya sama seperti sekarang, aku masih menuggu jawaban
dari semua keluargaku, menunggu respon mereka tentang pilihanku, aku berharap
mereka mau menerimanya tanpa harus membuat aku berdebat dengan keluarga, aku
sayang keluargaku tapi aku benci harus mengingkari janji, “Ya allah, apa yang
harus aku lakukan sekarang, pilihan apa yang benar-benar pas untukku” kalimat
yang selalu terselip di dalam doa-doaku.
“hei Anwar, bagaimana kamu bisa menemukanku?” tanyaku
pada Anwar, aku juga bingung bagaimana bisa dia masih ingat dengan tempat
persembunyianku ini?
“it’s just feeling, hahaha” jawab
Anwar
“hahaha, it’s not funny my friend”
“aku tau kamu sedang banyak masalah, tenang aja, aku masih ada di
sini,bukankah kita mendaftar di universitas yang sama?”
“iya sih, tapi aku masih takut keluargaku menolak pilihanku”
“positif thinking aja Ai, semua akan baik-baik saja, belive me and
always pray to Allah”
“Arigatou Anwar’
“kalo gitu ayo pulang, sebelum itu ayo mampir ke toko buat beli ice
cream, aku yang traktir” “serius nih? Wih Anwar tumben baik gini, hahaha”
Aku pun beranjak dari tempat dudukku, mengekor di
belakang Anwar yang sudah lebih dahulu berjalan pulang, aku merasa bahagia
sekarang, di saat aku bimbang dengan pilihanku dan ke putusan keluargaku,
ternyata masih ada yang mau menemaniku, aku tak mau kehilangan dia, akan ku
jaga dia, karna dia adalah sahabat terbaikku.
“kau mau ice cream apa?” suara Anwar membuatku
tersadar dari lamunan sejenakku..
“errr.. aku coklat aja deh”
“ngelamun lagi?, mikir apa sih Ai?”
“nggak mikir apa-apa kok hehehe”
Sesampainya di rumah aku disambut dengan tatapan
dingin keluargaku yang lain selain ibu, ibu masih menatapku dengan tatapan
sayang yang menyejukkan, membuatku berpikir semua akan baik-baik saja..
“jadi nak Ai, kenapa kamu memilih jurusan itu? Bukankah kamu dulu minat
di IT?” tanya pamanku
“begini ya paman, bukankah paman masih ingat dengan Agnes? Teman baikku
yang sudah kita anggap keluarga sendiri?aku pernah janji ke dia untuk
melanjutkan cita-citanya, dan aku sudah memantapkan hati untuk mengambil
jurusan PG-PAUD itu”
“baiklah kalau pilihanmu udah bulat, kami tak melarang hal itu, tapi
sia-sia saja bakatmu tentang IT, bila kamu mengambil jurusan itu”
“aku masih bisa mengembangkannya kok paman”
“ya sudah, kami menyetujui pilihanmu, jangan pernah menyesal akan
pilihanmu sendiri”
“innsyaallah, Arigatou ojii-san”
Dengan perasaan bahagia aku pun mem-whatsapp Aldi dan
Anwar tentang pendapat keluargaku..
“minna, akhirnya allah mengabulkan doaku, keluargaku menerima
pilihanku”
“alhamdulillah,itu kabar yang bagus” balas Anwar
“alhamdulillah Ai, it’s good news” balas Aldi
Sujud syukur aku berikan kepada Allah swt yang sudah mendengarkan doaku
dan memberiku jawaban atas pertanyaanku.
Sudah seminggu sejak keluargaku menyetujui pilihanku,
sekarang aku telah menjadi mahasiswa baru di universitas elit dan mengambil
jurusan seperti apa yang aku mau, bahkan Anwar juga diterima di universitas
ini, aku sangat-sangat bersyukur, tak perlu berpisah dengan sahabatku, cukup
Aldi saja yang memilih kuliah di kota lain, saat ini aku tinggal membuktikan
perjuanganku dan pilihanku itu benar, aku tak salah memilih dan aku tak akan
kecewa dengan yang aku pilih, aku percaya, Allah telah memberikan jawaban ini
sebagai pilihan yang terbaik untukku.
Hpku bergetar beberapa kali di saku celanaku, tandanya
ada pesan whatsapp yang masuk, tapi siapa juga yang mengirim pesan sebanyak
ini?
“Ai.. ada lomba loh, pas banget sama kita”
“ayo join.. mayan buat pengalaman”
“siapa tau menang, ini sesuai dengan kemampuanmu dan
kemampuanku”
“ini juga bebas untuk maba dan senior”
“lomba membuat apl atau game gitu”
“nanti kita buat yang temanya tentang pendidikan, buat
anak anak gitu, kan kamu calon guru paud hahaha”
Ternyata yang mengirim pesan banyak ke aku itu Anwar, dia memberitau
kalo ada lomba tentang IT, bidang yang sangat aku kuasai dan minati dari kecil.
Aku pun berpikir, kayaknya ini kesempatanku untuk menunjukkan
ke keluargaku, kalau aku masih bisa menggabungkan bakatku dengan pilihanku
sekarang, “yosh Ai!! ini waktunya membuktikan diriku bisa! Ganbatte!” teriakku
pada diriku sendiri, menyemangati diri sendiri itu perlu,
Hari demi hari aku dan Anwar berkerja keras bagaikan
kuda hanya untuk menyelesaikan bahan untuk lomba itu, mempersiapkan
aplikasinya, materinya, cara penggunaannya, bahkan cara penyampaian materinya
nanti saat masuk final, sudah aku siapkan dengan matang semua, aku berharap
lomba pertamaku yang telah menyandang status mahasiswa ini sempurna. Aku tak
mau mengecewakan ibuku yang telah mendukung apapun pilihanku.
Tiap sholatku, di setiap doaku, aku selalu memohon
kepada Allah swt semoga memberiku suatu keajaiban, aku ingin sekali
membanggakan orang tuaku dengan jurusan yang aku pilih, aku hanya berharap
menjadi salah satu juara. Hari yang ditunggu pun datang, hari pengumuman lomba
itu, detak jantung yang susah di atur, berderu layaknya drum yang sedang di
tabuh dengan cepat, aku benar-benar tak sanggup untuk melihat pengumuman lomba
ini, pertama kalinya aku merasa segrogi ini saat menghadapi lomba, “what happen
with you Ai? It’s just announcement, everthing will be okey, daijoubu” aku
menenangkan diriku sendiri, ini cuma hal kecil, tak perlu takut, kalah menang
biasa yang terpenting itu, “YAKIN, HARAPAN DAN DOA”.
“SELAMAT, KEPADA
SAUDARA MOH. ANWAR DAN SAUDARI SITI AISYAH DENGAN APLIKASI “PEMBELAJARAN
BAHASA ASING SECARA MUDAH KEPADA ANAK USIA DINI”, DINYATAKAN LOLOS MENUJU
BABAK FINAL”
Sujud syukur aku berikan kepada Allah swt, aku
sangat-sangat bahagia, tuhan benar-benar sayang aku, terimaksih Aldi yang telah
mengenalkanku tentang agama islam, memberitauku kalau tuhan tidak pernah tidur,
dan selalu mengabulkan doa dari semua umatnya. Percayalah, di setiap ada
harapan, keyakinan dan di iringi doa yang tulus kepada tuhan, semuanya tidak
ada yang tidak mungkin, tuhan itu maha pemurah lagi maha penyayang.
Selesai.
Intan Ayu Nuri Azizati, perempuan beruntung yang lahir dengan selamat,
kelahiran Lamongan tanggal 09 Juni 2001, tinggal dan besar di Lamongan, lulusan
Akuntansi di SMK ISLAM TIKUNG, sekarang Alhamdulillah menjadi Mahasiswa
baru prodi PG-PAUD di UTM, ia jarang sekali menggunakan sosmed selain Whatsapp.
085816453220 adalah nomer whatsappnya dan @Batu_apung69 adalah akun Instagram
resminya, jangan lupa blog resmiya batuapung69.blogspot.com.
Cerpen
ini pernah aku kirim dalam ajang lomba di prodiku, karena aku tak pandai
menulis dan merangkai suatu cerita, aku pun gagal mendapatkan juara, seakarang aku
posting di blog resmiku dengan judul berbeda 😊
No comments:
Post a Comment